Sabtu, 06 Juli 2013

PENELITIAN JONGGOL



PELAYANAN PRIMA DALAM KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DAERAH DI KECAMATAN JONGGOL, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT 18-20 Oktober 2012
___________________________________________________________________________


LAPORAN PENELITIAN
MAHASISWA STIA YPIAMI JAKARTA
18 – 20 OKTOBER 2012


 KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
              Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga dapat disusun laporan penelitian mahasiswa STIA YPIAMI Jakarta, yang berjudul “PELAYANAN PRIMA DALAM KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DAERAH DI KECAMATAN JONGGOL”  Penelitian ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi YPIAMI Jakarta.
           Perlu disadari bahwa laporan penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
  1. 1 Bapak Drs. H. Atang Sugiyono, M.Si. selaku Ketua STIA YPIAMI Jakarta, yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam pelaksanaan penelitian ini.
  2. 2. Bapak Ir. Alphonsus Priyo Hutomo, S.Si, M.Si. selaku Ketua Yayasan STIA YPIAMI Jakarta, yang telah memberikan sumbang saran dan pemikirannya dalam penelitian ini.
  3. 3.   Bapak DR. Eko Harry Susanto Msi. selaku PUKET II STIA YPIAMI Jakarta yang telah memberikan saran, bimbingan dan petunjuk untuk kesempurnaan penelitian ini.
  4. 4.  Bapak Drs. Supratman, M.Si. selaku Ketua Prodi Administrasi Negara STIA YPIAMI Jakarta, yang telah membantu dan memberi petunjuk pelaksanaan penelitian ini.
  5. 5. Seluruh staf dan dosen pengajar Jurusan Administrasi Negara STIA YPIAMI Jakarta
  6. 6.     Bapak Drs. Pardi, selaku Sekretaris Kecamatan Jonggol, yang memberi kesempatan, meluangkan waktu, dan sangat membantu proses / penyelenggaraan penelitian Mahasiswa STIA YPIAMI Jakarta, dari awal sampai akhir penelitian.
  7. 7.     Seluruh aparatur pemerintah desa / kelurahan yang ada di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang telah banyak membantu peserta penelitian dalam memperoleh data selama penelitian berlangsung.
  8. 8.     Semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun spirituil sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan.
  9.  

           Akhir kata kami menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi civitas akademika STIA YPIAMI Jakarta, masyarakat dan aparatur Pemerintah Daerah Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, serta berguna bagi seluruh masyarakat dan aparatur Pemerintah Daerah lain di seluruh Indonesia.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Jakarta,    November 2012


                                                              Penyusun

                                                                  Dra. Mulat Wigati Abdullah Msi.








DAFTAR ISI

Halaman Judul Laporan Penelitian................................................................................1
Kata Pengantar...............................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................4
Abstraksi........................................................................................................................5

1.      Pendahuluan.............................................................................................................6
1.1. Latar Belakang..................................................................................................6
1.2. Perumusan Masalah..........................................................................................8
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................................8
1.4.Metodologi.........................................................................................................9
1.4.1.      Jenis Penelitian......................................................................................9
1.4.2.      Populasi.................................................................................................9
1.4.3.      Tehnik Pengumpulan Data....................................................................9
1.4.4.      Rencana Analisis...................................................................................9

2.      Pembahasan...........................................................................................................10
2.1. Profil Kecamatan Jonggol..............................................................................10
2.2. Kerangka Teoritis...........................................................................................12
2.2.1.      Pelayanan Prima Aparatur Daerah......................................................12
2.2.2.      Karakteristik dan Responsif  Masyarakat............................................14
2.3. Hipotesis.........................................................................................................18
2.4. Data.................................................................................................................18
2.5. Analisis...........................................................................................................21

3.      Kesimpulan............................................................................................................21
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................21
3.2. Saran/ Rekomendasi.......................................................................................22.

Lampiran :
1.      Peta Kecamatan Jonggol.
2.      Daftar Mahasiswa Peserta Penelitian dan Dosen Pendamping.



ABSTRAKSI

Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang pelayanan prima yang dilaksanakan oleh aparatur daerah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan di tujuh desa di wilayah Kecamatan Jonggol ( Desa Jonggol, Desa Sukamaju, Desa Sukamanah, Desa Singajaya, Desa Sukasirna, Desa Sukanegara dan Desa Sirnagalih). Penelitian dilakukan oleh 102 mahasiswa STIA YPIAMI Jakarta, pada tanggal 18 sampai 20 Oktober 2012.

Tehnik pengumpulan data adalah analisis deskroptif terhadap pelayanan prima dari aparatur daerah Kecamatan Jonggol, sebagai unit analisis, melakukan sensus dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat di tujuh desa yang dipilih secara rando sampling.
Variabel penyajian dijabarkan dengan unit analisis yang ditentukan, hubungan variabel efektivitas pelayanan prima dari aparatur daerah dengan responsif masyarakat, dimasukkan ke dalam tabel, dilakukan uji statistik Koefisien Korelasi.

Penelitian ini dilakukan dengan sasaran penelitiannya adalah seluruh masyarakat yang ada di tujuh desa, di wilayah Kecamatan Jonggol, dan beberapa pegawai pada tujuh desa/ kelurahan tersebut. Jumlah responden sebanyak 1020 penduduk sebagai populasi penelitian.

Penentuan sampel menggunakan teknik  Random Sampling dengan asumsi menggunakan teknik random sampel, maka sampel akan representatif. Metode yang digunakan adalah kualitatif sehingga data-data yang ditampilkan berupa dasumsi penelitian.

Untuk validitas data digunakan validitas konstruksi dan reliabilitas data menggunakan internal consistency. Pengujian hipotesis dianalisis dengan menggunakan teknik  regresi ordinal.
Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik, variabel efektifitas pelayanan prima (X) dengan variabel responsif masyarakat (Y).Hubungan-hubungan antara variabel ini bersifat signifikan dan positif. Dari hasil perhitungan regresi ordinal didapatkan pengaruh efektifitas pelayanan prima dari aparatur daerah kecamatan Jonggol terhadap responsif masyarakat.
.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sebagian besar adalah masyarakat berusia 31-45 tahun, pendidikan responden sebagian besar adalah SMP - SMU/sederajat, sebagian besar bekerja sebagai pegawai/ karyawan, sebagian kecil sebagai buruh/petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai responsif yang tinggi terhadap pelayanan prima dari Aparatur Daerah Kecamatan Jonggol.

Berdasarkan hasil analisis penelitian, bahwa pelayanan prima aparatur daerah Kecamatan Jonggol telah memenuhi syarat Standarisasi Kualitas Pelayanan Prima (SKPP) yang ditetapkan oleh pemerintah. Hasil wawancara, survei dan kuesioner menunjukkan ada kecenderungan hubungan antara efektifitas pelayanan prima dari aparatur daerah dengan responsif masyarakat.
Hasil-hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat diterima.

Kata kunci : efektifitas pelayanan prima dan responsif masyarakat.


1.            PENDAHULUAN

1.1.      LATAR BELAKANG

Keberhasilan pembangunan nasional tidak lepas dari peran dan fungsi organisasi pemerintah yang mengemban tugas-tugas pemerintah karena keberhasilan organisasi pemerintah dalam mencapai tujuan sangat mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan tujuan pembangunan nasional tersebut diperlukan peran serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang tugasnya adalah untuk melaksanakan pemerintahan dan tugas pembangunan. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, pada Bab II, Pasal 3 ayat 1 ditegaskan bahwa :
Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.
Pegawai Negeri Sipil bukan hanya unsur aparatur pemerintah, melainkan juga abdi negara dan abdi masyarakat yang pada dasarnya adalah pelayan masyarakat. Pegawai negeri sebagai aparat birokrasi selain sebagai aparatur negara dan abdi negara, juga merupakan abdi masyarakat. Sehingga kepentingan masyarakatlah aparat birokrasi harus mengabdikan diri. Aparat birokrasi sangat diharapkan memiliki jiwa pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat. 
Dengan demikian output dari pelaksanaan tugas adalah berupa jasa pelayanan kepada masyarakat sehingga pelayanan dikatakan efektif apabila aparat berhasil dalam melaksanakan tugasnya. Dengan kata lain keberhasilan tugas pemerintah dalam pembangunan nasional banyak tergantung pada kinerja dan kemampuan pegawai negeri. Dari penjelasan tersebut kita dapat melihat bahwa kedudukan dan peranan pegawai negeri sangat penting dan menentukan keberhasilan pembangunan nasional.
Aparat desa/ kelurahan sebagai bagian dari pegawai negeri dituntut untuk dapat menjadi motor penggerak pembangunan karena aparat desa/ kelurahan bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga akan lebih memahami keadaan dan kondisi masyarakat. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dinyatakan bahwa kelancaran menyelenggarakan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional, terutama tergantung dari kesempurnaan aparatur negara, dan kesempurnaan aparatur negara tergantung dari kesempurnaan pegawai negeri. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa kesempurnaan birokrasi tergantung dari kesempurnaan aparatur negara sehingga kualitas birokrasi kita tercermin dari kualitas aparatur negara.
Tugas pemerintah tidak hanya mengatur saja, akan tetapi juga memberikan pelayanan kepada masyarakat. Fungsi pelayanan selama ini belum mendapat perhatian dari para aparat birokrasi, sebab fungsi mengaturnya lebih dominan dibandingkan porsi pelayanannya. Aparat birokrasi merasa ada dalam posisi penguasa yang lebih menempatkan diri sebagai pengarah daripada pamong, oleh karena itu timbul kecenderungan untuk melihat masyarakat sebagai obyek pasif dalam pelayanan prima.
Birokrasi pemerintah menempati posisi yang penting dalam pelaksanaan pembangunan karena merupakan salah satu instrumen penting yang akan menopang dan memperlancar usaha-usaha pembangunan. Berhasilnya pembangunan ini memerlukan sistem dan aparatur pelaksana yang mampu, tanggap dan kreatif serta pengelolaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen modern dalam sikap perilaku dan kemampuan teknisnya termasuk di dalamnya adalah memberikan pelayanan yang efektif kepada masyarakat. Karena pelayanan yang efektif akan memperlancar jalannya proses pembangunan. Dengan alasan itulah maka efektivitas pelayanan prima sebagai salah satu variabel yang diteliti.
Sejak masa orde baru sampai saat ini, kondisi birokrasi di Indonesia terkenal sangat buruk seperti inefisiensi, penyalahgunaan wewenang, kolusi, korupsi dan nepotisme. Hal ini dibuktikan dengan adanya tuntutan dan keluhan masyarakat terhadap pelayanan jasa yang dinilai kurang memuaskan. Masyarakat semakin jauh dari harapan memperoleh pelayanan sesuai hak yang dimiliki sebagai warga negara. Birokrasi dalam hal ini pemerintah menjadi kurang mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat.
Untuk mewujudkan birokrasi pemerintahan yang netral kenyataannya masih menghadapi banyak rintangan, sementara masyarakat selalu menuntut efektivitas pelayanan dari pemerintah. Kebijakan untuk mewujudkan birokrasi yang netral dalam penyelenggaraan administrasi dan pemerintahan negara, ternyata dalam praktiknya memang banyak menghadapi rintangan. Padahal di tengah rintangan itu, masyarakat sangat merindukan pelayanan publik yang baik, dalam arti proporsional dengan kepentingan, yaitu birokrasi yang berorientasi kepada penciptaan keseimbangan antara kekuasaan (power) yang dimiliki dengan tanggung jawab (accountability) yang mesti diberikan kepada masyarakat yang dilayani.
 Aparat desa/ kelurahan sebagai birokrat di tingkat kelurahan dituntut untuk mampu menangani kendala-kendala yang dihadapi dalam usaha-usaha pembangunan yang digalakkan pemerintah. Aparat desa/ kelurahan harus mampu melaksanakan fungsi utamanya yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, cekatan, efektif dan efisien.
PELAYANAN PRIMA DALAM KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DAERAH DI KECAMATAN JONGGOL, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT 18-20 Oktober 2012
___________________________________________________________________________

Dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, pasal 127 ayat 1 bahwa kelurahan dibentuk dalam wilayah kecamatan dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kemudian, dalam ayat 2 dijelaskan bahwa kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipimpin oleh lurah yang dalam pelaksanaan tugas pokoknya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota. Penjelasan tersebut di atas memberikan pengertian bahwa pemerintah kelurahan adalah organisasi pemerintahan yang berada di wilayah kecamatan.
Dalam penelitian ini, penulis membatasi faktor yang mempengaruhi efektivitas pelayanan prima pada responsif masyarakat yang ada di desa/ kelurahan yang menjadi obyek penelitian. Bagaimana kinerja mereka terhadap pekerjaan sebagai aparatur daerah  dilaksanakan, sehingga dapat memuaskan masyarakat yang dilayani. Bagaimana peraturan daerah dan penguatan aparatur daerah dapat menunjang efektivitas pelayanan prima terhadap responsif masyarakat.


1.2.      PERUMUSAN MASALAH

Dari penjabaran tersebut diatas, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : “Bagaimana hubungan antara efektifitas pelayanan prima dari aparatur daerah terhadap responsif masyarakat di Kecamatan Jonggol?”

1.3.      TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian ini adalah :
a.       Ingin mengetahui bagaimana dan sejauh mana efektifitas pelayanan prima dari aparatur daerah di Kecamatan Jonggol.
b.      Ingin mengetahui bagaimana responsif masyarakat terhadap pelayanan prima dari aparatur daerah di Kecamatan Jonggol.

          Adapun Manfaat Penelitian ini sebagai berikut :

a.       Manfaat Teoritis.
      Dari penelitian ini diharapkan dapat ditemukan kajian baru dalam menerapkan konsep-konsep ilmu administrasi negara.



b.      Manfaat Praktis.
      Sebagai masukan pengetahuan, bukan hanya bagi civitas akademika STIA YPIAMI Jakarta, tapi juga bagi seluruh masyarakat dan aparatur daerah di Kecamatan Jonggol.

1.4.      METODOLOGI

1.4.1.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan analitis. Deskripsi utama dalam penelitian ini adalah “Efektifitas Pelayanan Prima” dan “Responsif Masyarakat”. Adapun sifat analitis penelitian ini adalah hendak mengaitkan antara “Efektifitas Pelayanan Prima dari Aparatur Daerah Kecamatan Jonggol” dan “Responsif Masyarakat Kecamatan Jonggol atas Pelayanan Prima dari Aparatur Daerah”.

1.4.2.      Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang dipilih secara random, dari tujuh desa / kelurahan yang dipilih sebagai lokasi dan obyek penelitian, di wilayah Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Jumlah populasi penelitian adalah 1020 orang dan semuanya diambil sebagai responden (sensus).

1.4.3.      Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara dan mengajukan pertanyaan penelitian melalui kuesioner (angket penelitian). Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 18 sampai dengan 20 Oktober 2012.

1.4.4.      Rencana Analisis
a.    Terhadap variabel efektifitas pelayanan prima dilakukan analisis isi dan dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi.
b.   Terhadap variabel responsif masyarakat dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi.
c.    Terhadap hubungan antara variabel efektifitas pelayanan prima dan variabel responsif masyarakat dimasukkan ke dalam tabel silang, kemudian diuji dengan metode statistik koefisien korelasi.


2.            PEMBAHASAN

2.1.            PROFIL KECAMATAN JONGGOL, KABUPATEN BOGOR :

            Daftar nama Desa/ Kelurahan yang ada di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor,  Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

- Kelurahan/Desa Balekambang
- Kelurahan/Desa Bendungan
- Kelurahan/Desa Cibodas
- Kelurahan/Desa Jonggol
- Kelurahan/Desa Singajaya
- Kelurahan/Desa Singasari
 - Kelurahan/Desa Sirnagalih
- Kelurahan/Desa Sukagalih
- Kelurahan/Desa Sukajaya
- Kelurahan/Desa Sukamaju
- Kelurahan/Desa Sukamanah
- Kelurahan/Desa Sukanegara
- Kelurahan/Desa Sukasirna
- Kelurahan/Desa Weninggalih
LuasKec Jonggol
12.686.470- km²
Jmlah penduduk
123.613 jiwa
Laki-laki 61.734
Perempuan 61.879
            Jonggol adalah sebuah kecamatan di Kabupaten BogorProvinsi Jawa Barat, sangat terkenal dengan buah Rambutan dan Durian. Saat ini sedang berkembang wirausaha budidaya Jamur Merang di Kampung Ceger Desa Sukamaju.
            Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang ada di Jonggol adalah : MI Hidayatul Falah Nyangegeng Singajaya, SMP NEGERI 1 JONGGOL, SMA NEGERI 1 JONGGOL MAN Jonggol,  SDI CIKAL HARAPAN.
            Jonggol merupakan sebuah kecamatan, dimana secara geografis, kecamatan ini terletak di tiga perbatasan kabupaten, yakni kabupaten Bogor, kabupaten Cianjur dan kabupaten Bekasi.
            Kecamatan Jonggol berjarak kira kira 50an Km dari Jakarta. Transportasi dengan menggunakan kendaraan umum bisa diakses 24 Jam, dan kecamatan ini terletak di jalur yang strategis jalur alternatif Jakarta – Bandung. Dari arah Jakarta bisa diakses melalui tol ke Bogor kemudian exit di pintu tol Cibubur, dan dari Cibubur tinggal lurus saja melalui jalan transyogi. Dari Bekasi bisa diakses melalui Bekasi Barat – Jl Narogong – fly over Cileungsi belok kiri. Sedangkan dari Bogor bisa diakses melalui Cibinong – Jl Narogong – fly over Cileungsi belok kanan. Bilamana anda lalui jalur alternatif ini ke arah Cianjur – bandung, maka akan anda jumpai pemandang bukit bukit menawan dengan lika liku jalannya yang elok.
            Kecamatan di daerah pinggiran ini sempat beberapa kali membikin heboh, diantaranya adalah rencana almarhum PT. BJA (Bukit Jonggol Asri). Tidak tanggung tanggung dulu PT. BJA mengalokasikan sedikitnya lahan seluas 30.000 hektare dan merencanakan pengembangan kota satelit di era tahun 1996. Heboh yang kedua adalah berita mengenai ditemukannya minyak di Jonggol. Dan satu tahun lalu, Elmaar Property, membicarakan niatnya pada pemerintah secara resmi untuk melakukan studi kelayakan investasi di daerah ini.
            Berdasarkan situs resmi soundoil, salah satu mitra yang ikut berkecimpung di area kontrak produksi bagi hasil Citarum, sumur Pasundan 1 Jonggol pada akhir tahun 2008 dinyatakan hanya menghasilkan air, dan ditemukan sedikit jejak hydrocarbon. Saat ini mereka masih melakukan program seismic untuk wilayah Citarum Production Sharing Contract untuk menentukan lokasi 3 sumur yang akan di bor di akhir tahun 2009 dan 2010. Mudah mudahan saja hasilnya menggembirakan atau ditemukan minyak di jonggol. Referensi foto diatas dari soundoil.co.uk/currentoperations/CitarumPSC.
Jumlah aparatur pemerintahan daerah di 14 desa/ kelurahan dan staf Kecamatan, dalam wilayah Kecamatan Jonggol secara keseluruhan adalah berjumlah 100  orang. Jumlah ini tidak seimbang dengan jumlah penduduk (123.613 orang)  yang harus dilayani. Oleh karena itulah perlu adanya efisiensi dalam pelayanannya. Sumber : Laporan Kependudukan di Kecamatan Jonggol Bulan Oktober 2012.
 Efisiensi dalam memberikan pelayanan selain disebabkan oleh jumlah aparat yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang harus dilayani, juga disebabkan oleh banyaknya jenis pelayanan yang diberikan desa/ kelurahan kepada masyarakat. Jenis-jenis pelayanan yang diberikan aparat desa/ kelurahan kepada masyarakat antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Jenis-Jenis Pelayanan yang Diberikan Desa-Desa/ Kelurahan Kepada Masyarakat di wilayah Kecamatan Jonggol :

No
Jenis Pelayanan
1.
Pengantar pembuatan KTP / KK
2.
Pengantar pembuatan akte kelahiran
3.
Pengantar pembuatan SKCK
4.
Kependudukan (nikah, cerai, lahir, mati)
5.
Pelayanan pembayaran PBB
                        6. 
Pelayanan pembayaran listrik




Sumber : Arsip Kecamatan Jonggol


Jenis-jenis pelayanan tersebut hanya sebagian dari banyaknya pelayanan yang diberikan desa/ kelurahan kepada masyarakat, karena sering ada program-program pemerintah yang biasanya diberikan kewenangan kepada kelurahan untuk menanganinya, seperti misalnya program bantuan untuk masyarakat miskin (RASKIN), pembagian / pendistribusian tabung gas ELPIJI dll.
Desa/ kelurahan bertugas mendistribusikan RASKIN dan tabung gas ELPIJI kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, desa/ kelurahan juga sering menangani surat-surat perijinan pendirian bangunan, surat-surat keterangan tidak mampu masyarakat (KTM) yang membutuhkan untuk keringanan pengobatan, keringanan biaya pendidikan, yang semuanya itu menuntut pelayanan yang efektif dan efisien agar masyarakat yang dilayani merasa puas dan terpenuhi maksud dan tujuannya.

2.2.Kerangka Teoritis

2.2.1.      Pelayanan Prima Aparatur Daerah
a.       Berdasarkan Konsep Sikap (attitude) :
              Abad 21 merupakan abad yang penuh tantangan yang tidak dapat dielakkan. Dinamika perekonomian dunia ditandai oleh perubahan yang sangat cepat dalam bidang transportasi, telekomunikasi dan travel yang terkenal dengan “triple T revolution”. Dampak ketiga revolusi aspek tersebut akan terasa ke seluruh belahan dunia. Sehingga hanya bangsa yang siap sajalah yang dapat
mengantisipasi kebutuhan dunia dan mulai memberikan pelayanan terbaiknya terhadap masyarakat sesuai dengan keinginan mereka (customization).
Dalam hubungan ini manajemen pemerintahan harus dapat terus menerus memantapkan diri dan melaksanakan penguatan aparatur daerah, dalam meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan prima terhadap masyarakat.
              Sikap yang diharapkan berdasarkan konsep Pelayanan Prima adalah :
1)   Sikap pelayanan prima berarti mempunyai rasa kebanggaan terhadap pekerjaan.
2)   Memiliki pengabdian yang besar terhadap pekerjaan.
3)   Senantiasa menjaga martabat dan nama baik perusahaan.
4)   Sikap pelayanan prima adalah : “benar atau salah tetap perusahaan saya” (right or wrong is my corporate).

b.      Berdasarkan Konsep Pelayanan (service):
              Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan prima, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-undangan (KEPMENPAN 63/2003) : bahwa hakikat dari pelayanan adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.
              Pelayanan Prima (Excellent Service) adalah suatu pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik, dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelangan. Hal ini karena sesuai dengan standar pelayanan prima sesuai dengan tugas dan fungsinya,  yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Jadi Pelayanan Prima dapat dikatakan sangat baik atau terbaik, adalah apabila dapat memuaskan  dan sesuai dengan harapan pelanggan, serta memenuhi Standar Kualitas Pelayanan Prima (SKPP).

c.       Berdasarkan Konsep Perhatian (attention)
              Dalam melakukan kegiatan layanan, seorang aparatur harus senantiasa memperhatikan dan mencermati keinginan masyarakat. Apabila masyarakat sudah menunjukkan minat dan keperluannya, maka layani masyarakat, sehingga masyarakat merasa puas dan terpenuhi keinginannya.
              Hal-hal yang perlu diperhatikan menyangkut bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep perhatian adalah sebagai berikut :
1)   Mengucapkan salam pembuka pembicaraan.
2)   Menanyakan apa saja keinginan masyarakat.
3)   Mendengarkan dan memahami keinginan masyarakat.
4)   Melayani masyarakat dengan cepat, tepat dan ramah.
5)   Menempatkan kepentingan masyarakat pada urutan pertama.

d.      Berdasarkan Konsep Tindakan (action)
              Pada konsep tindakan, masyarakat sudah melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya. Terciptanya proses komunikasi pada konsep tindakan ini merupakan tanggapan masyarakat yang telah melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga terpenuhi keinginannya.
              Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep tindakan adalah sebagai berikut :
1)   Segera mencatat kebutuhan masyarakat.
2)   Menegaskan kembali kebutuhan masyarakat.
3)   Menyelesaikan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
4)   Mengucapkan terimakasih.

2.2.2.      Karakteristik dan Responsif Masyarakat atas Pelayanan Prima

*         Karakteristik Masyarakat Jonggol

              Masyarakat jonggol berpenghasilan dari bertani, berdagang, tambang pasir, pegawai, swasta dll. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat adalah bahasa Indonesia, Sunda dan Jawa. Wilayah Jonggol mendapat julukan “disko” artinya disisi kota. Karena secara geografis Jonggol adalah pedesaan, namun karena perkembangan situasi dan kondisi yang dekat wilayah kota, mencerminkan sikap dan gaya hidup orang kota.

              Perumahan di Jonggol. Terdapat beberapa komplek perumahan di wilayah Jonggol, diantaranya adalah :

·      Perumahan Citra Indah yang menyediakan cluster untuk TNI AL (cluster bukit Wijaya kusuma, lebih dari 500 rumah) dan TNI AD (cluster Graha Kartika Indah).
·      Perumahan Bekang (perbekalan & angkutan) TNI AL.
·      Perumahan Paspampres
·      Perumahan Setneg.
·      Dan beberapa perumahan kecil lainnya.






Akses ke Jonggol
Akses menuju ke Jonggol sangat mudah walaupun terbatas pada moda transportasi kendaraan umum. Kecamatan ini bisa diakses dengan mudah dari Jakarta, Bogor & Bekasi, yakni sebagai berikut:
·      Dari Priok – Menggunakan bus mayasari Priok – Cileungsi, kemudian ganti angkot menuju daerah ini. .
·      Dari Blok M – Menggunakan bus Mayasari Blok M – Cileungsi, ganti angkot. Menggunakan bus Trans Citra Indah Blok M – Citra Indah. Turun di depan perumahan dan ganti angkot atau ojek (hanya berjarak 4km).
·      Dari Mall Ciputra – Menggunakan bus citra di Mall Ciputra – Citra Indah, ganti ojek atau angkot.
·      Dari Pulogadung – Menggunakan Bus Pulogadung jurusan Jonggol
·      Dari Bekasi Barat – Menggunakan bus yang dari arah Pulogadung – Jonggol atau naik angkot ke Cileungsi kemudian ganti angkot.
·      Dari Cikarang – Menggunakan bus jurusan Cikarang – Jonggol, atau naik angkot Cikarang – Cibarusah dan ganti angkot.
·      Dari Karawang – naik angkot jurusan Karawang – Cibarusah, kemudian ganti angkot.
·      Dari Cianjur – naik angkot jurusan Cianjur – Cileungsi dan berhenti di jonggol.
·      Dari Cibinong – Menggunakan angkot Cibinong – Cileungsi – ganti angkot.
·      Dari Bogor – Menggunakan Bis Bogor – Cileungsi – Jonggol.
·      Dari Rambutan – Menggunakan angkot Rambutan – Cileungsi dan ganti angkot.
Tempat Wisata di Jonggol.
Kecamatan ini mempunyai beberapa tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, diantaranya adalah:
·      Rumah Makan Jatinunggal. Terletak kurang lebih 1km dari jalan raya Jonggol – Raweuy, ditengah hamparan sawah. Umumnya pengunjung membawa transportasi sendiri. Walaupun terpencil, tapi disaat hari libur dan sabtu / minggu pengunjungnya  melimpah. Dengan andalan masakan khas Sunda dan ikan mas segar dari kolam, menjadikan rumah makan dengan area lahan / taman yang cukup luas ini dikenal sebagai tempat wisata keluarga dan wisata kuliner. Bahkan yang hobbi mancing bisa melakukannya disini dan meminta masakkan ke jurumasak rumah makan atau memasak sendiri.
·      Wisata alam.
·      Penangkaran Rusa Cariu.


              Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kelurahan disebutkan bahwa Susunan Organisasi Pemerintahan Kelurahan terdiri dari :
a.       Kepala Desa / Lurah.
b.       Sekretaris Desa / Sekretaris Kelurahan.
c.       Kepala Seksi membawahi seksi pemerintahan, seksi sosial ekonomi, seksi ketenteraman / ketertiban, seksi kesejahteraan sosial dan tata usaha.
d.      Kepala Lingkungan.                   
              Sekretaris Desa/ Kelurahan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Lurah, Sekretaris Desa/ Kelurahan dibantu oleh beberapa orang staf. Kepala Lingkungan merupakan jabatan non struktural yang mempunyai tugas pokok membantu pelaksanaan tugas-tugas operasional Kepala Desa/ Lurah dalam wilayah kerjanya.
              Kepala Desa/ Lurah dan aparat-aparat di pemerintah kelurahan memiliki tugas pokok dan fungsi pelayanan prima yang berat dan kompleks. Oleh karena itu birokrat di tingkat kelurahan ini dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang maksimal. Akan tetapi perbandingan jumlah aparat yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang harus dilayani menimbulkan persoalan, apabila kinerja aparat lamban dan tidak efisien dalam melaksanakan tugas pelayanannya.
              Demikian juga yang terjadi di tujuh desa/ kelurahan wilayah Kecamatan Jonggol, yang menjadi lokasi penelitian. Jumlah penduduk dibandingkan dengan jumlah aparatur desa/ kelurahan sangat tidak seimbang. Aparat desa/ kelurahan yang jumlahnya terbatas harus melayani penduduk yang jumlahnya ribuan.

Responsif Masyarakat Jonggol

        Bapak Sugiyono (nama samaran) salah seorang warga di salah satu desa/ kelurahan yang ada di Kecamatan Jonggol, mengatakan bahwa pada saat beliau datang ke kantor desa/ kelurahan untuk meminta surat keterangan kelakuan baik, aparat yang melayaninya sangat lamban dan berbelit-belit. Beliau mengatakan :
“Pada saat saya minta surat pengantar, saya memang dilayani, tapi wajah mereka sangat tidak menyenangkan dan sangat lambat dalam mengerjakannya. Selain itu, mereka sambil ngobrol sendiri dengan petugas yang lain, pada waktu saya tegur supaya cepat-cepat karena saya sedang tergesa-gesa, malah saya dimarahi suruh bersabar. Saya jadi malas untuk pergi ke kantor itu lagi”.
        Peserta penelitian juga memperoleh keluhan dari bapak Samad  (nama samaran) salah seorang warga, yang tidak puas atas pelayanan yang diberikan aparat kelurahan pada saat beliau datang ke kantor untuk meminta surat pengantar pembuatan KTP, beliau mengatakan 
“Saya kan mau buat KTP untuk anak saya yang baru datang dari luar kota, pada waktu saya datang ke kantor untuk minta surat pengantar, ternyata disuruh datang lagi esok hari, sebab bapak kepala desa/ lurah lagi tidak ada di tempat. Saya maklum mungkin beliau lagi ada rapat di Kecamatan, tapi kenapa tidak ada orang yang diberi wewenang untuk mengurus surat pengantar tersebut, ini jadi membuat tidak efektif pelayanannya, mana perilaku petugasnya tidak menyenangkan”.
        Aparat juga sering datang terlambat, tidak sesuai dengan jam kerja. Ada salah seorang penjaga di salah satu kantor kelurahan tempat penulis melakukan observasi, mengatakan :
“Dulu jam kerja itu jam 07.00 mereka berangkatnya sekitar setengah delapan sampai jam delapan, sekarang jam kerjanya jadi jam 07.30 mereka tetap sama berangkatnya sampai jam delapanan. Padahal sering jam tujuh itu sudah ada warga yang membutuhkan pelayanan dari aparat, tapi mereka belum pada datang, saya jadi yang tidak enak sendiri sama warga, saya tidak punya hak apa-apa untuk melayani mereka, tugas saya kan hanya bersih-bersih disini”.
        Dari hasil wawancara terhadap beberapa warga yang membutuhkan pelayanan dari aparat kelurahan ternyata masih banyak keluhan yang muncul dari masyarakat seperti adanya pegawai yang sering datang terlambat dan pelayanan yang kurang adil yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan, dalam hal ini adalah melayani keperluan yang dibutuhkan oleh warga masyarakat. Merujuk pada kenyataan tersebut, dapat dirumuskan masalah bahwa pelayanan prima yang diberikan oleh aparatur desa/ kelurahan belum “efektif”.
        Pelayanan kelurahan tergolong dalam jenis pelayanan publik karena adanya kepentingan umum dalam masyarakat yang dilayani kelurahan. Kepentingan umum yang ada di masyarakat merupakan sasaran utama dalam penyelenggaraan pelayanan prima. Pelayanan prima bukanlah suatu sasaran, melainkan suatu proses atau kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu yang telah ditetapkan.
        Sasaran yang dimaksudkan dalam lingkup pemerintahan adalah sasaran pembangunan. Sebagai suatu proses, pelayanan prima berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan dalam masyarakat. Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa pelayanan publik akan dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan apabila didukung oleh beberapa faktor.
        Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan, seperti yang dikemukakan oleh Weber dan Moenir, bahwa efektivitas pelayanan dari birokrasi pemerintah dapat dipengaruhi oleh kepuasan masyarakat yang dilayani dan juga tingkat kedisiplinan pegawai dengan mentaati peraturan dan prosedur yang ada sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Selain itu, Steers juga mengemukakan bahwa pada dasarnya cara yang terbaik untuk meneliti efektivitas ialah dengan memperhatikan secara serempak tiga buah konsep yang saling berhubungan yaitu optimasi tujuan, perspektif sistematika dan tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi.
       
        Lain halnya dengan Sondang P. Siagian yang menerangkan bahwa efektivitas dapat diukur dari tingkat disiplin pegawai, apakah pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu atau tidak. Kemudian, Manullang menambahkan bahwa efektivitas dapat juga diukur melalui koordinasi yang baik dan tingkat prestasi pegawainya, bagaimana cara pegawai mengintepretasikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
        Hasibuan mengatakan bahwa efektivitas juga dapat diukur dari motivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya. Lain halnya dengan Thoha yang menjelaskan bahwa efektivitas suatu organisasi juga dipengaruhi oleh perilaku-perilaku pegawai yang ada dalam organisasi tersebut. Sedangkan Kotler berpendapat bahwa efektivitas suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh iklim kerja, manajemen, pemasaran, lingkungan dan kinerja organisasi tersebut.
        Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa tercapainya efektivitas pelayanan prima yang diberikan aparatur desa/ kelurahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perbedaan dalam mengintepretasikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan, disiplin, motivasi, kinerja, manajemen dan perilaku aparat dalam bekerja serta iklim kerja yang ada dalam organisasi tempat aparat bekerja.

2.3. Hipotesis
“Semakin baik pelayanan prima dari aparatur daerah, maka semakin tinggi tingkat responsif masyarakat di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.”

2.4. Data
        Berdasarkan analisis survey atau pengisian angket penelitian terhadap sejumlah responden di tujuh desa / kelurahan di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, diperoleh hasil sebagai berikut :

DESA SUKAMANAH :

1)   Keberpihakan Kepala Desa antara kalangan atas dengan kalangan menengah kebawah, mengakibatkan timbulnya kesenjangan antara warga masyarakat.
2)   Kurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah negeri, karena sarana prasarananya kurang memadai dan masih harus diberatkan dengan pembelian kelengkapan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
3)   Belum adanya pelayanan yang optimal yang diberikan oleh pemerintah Desa Sukamanah terhadap masyarakat.
4)   Kurangnya SDM aparatur desa sehingga pelayanan tidak maksimal. Ketua RT sebagai ujung tombak kurang memiliki kepedulian terhadap need basic, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan kualitas hidup masyarakat.
5)   Tidak adanya leadership kepala desa dalam memperjuangkan keberhasilan di daerahnya.
6)   Tidak adanya kerjasama dan pendekatan kepala desa dengan komisi yang membidangi anggaran di DPRD kabupaten Bogor dalam memperjuangkan pembangunan infrastruktur jalan Desa Sukamanah.

DESA SUKASIRNA :

1)   Kurang adanya sosialisasi koperasi, sehingga masyarakat Desa Sukasirna lebih memilih simpan pinjam yang tidak ada dasar hukumnya.
2)   Tidak adanya sanitasi dan sosialisasi penggunaan air bersih.
3)   Adanya keluhan masyarakat terhadap pelaksanaan pembuatan Kartu Keluarga, KTP dll, yang memerlukan waktu berminggu-minggu.
4)   Responsif masyarakat atas pelayanan prima dari aparatur daerah adalah sangat baik.
5)   Pelayanan prima dalam bidang ekonomi, pemberdayaan masyarakat desa, kesejahteraan dan pendidikan  adalah baik.
6)   Pelayanan prima dalam bidang kesehatan masyarakat adalah kurang baik.

DESA JONGGOL :

Hasil penelitian ilmiah dengan menggunakan metodologi survey terhadap 75 responden ;
1)   45,3 % Responden menyatakan pelayanan prima kepada masyarakat berupa bimbingan dan penyuluhan cukup tinggi.
2)   70,6 % Responden menyatakan kualitas pelayanan prima yang diberikan aparatur daerah kepada masyarakat di bidang kesejahteraan sosial adalah baik.
3)   69,3 % Responden menyatakan Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Unit Desa di Desa Jonggol sudah tersedia.
4)    46,6 % Responden menyatakan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di Desa Jonggol cukup memadai.
5)    37,3 % Responden menyatakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah (Dinas Kesehatan) kepada Desa Jonggol masih rendah.


DESA SUKANEGARA :

1)   Sarana dan prasarana kantor Desa Sukanegara belum memadai. Disarankan Desa Sukanegara mempunyai kendaraan operasional, dan setiap KAUR mempunyai fasilitas 1 unit komputer untuk memperlancar proses pelayanan prima bagi masyarakat.
2)   Dalam bidang ekonomi, desa Sukanegara tidak memiliki unit usaha kecil seperti Koperasi. Disarankan pemerintah daerah mendirikan kembali dan mensosialisasikan  koperasi kepada masyarakat.
3)   Pada bidang pendidikan, Desa Sukanegara tidak ada sekolah negeri. Disarankan agar pemerintah daerah mendirikan dan merealisasikan SMP dan SMA negeri di Desa Sukanegara untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

DESA SUKAMAJU :

1)   Produktivitas aparatur Desa Sukamaju sudah cukup baik, dengan adanya komitmen dan kesungguhan aparat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2)   Kemampuan SDM aparatur desa Sukamaju adalah faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur daerah.
3)   Pada umumnya aparatur desa Sukamaju bersikap lebih banyak mempersulit, ketimbang melayani.
4)   Masih minim dan belum memadainya sarana dan prasarana kantor Desa Sukamaju, yang merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi kenerja dan pelayanan prima dari aparat.

DESA SIRNAGALIH :

1)   Belum adanya Usaha Kecil Menengah maupun Koperasi.
2)   Belum tersedianya sarana pendidikan SMP dan SMA.
3)   Belum adanya Perusahaan Daerah Air Minum Daerah.
4)   Pembagian RASKIN dan tabung gas ELPIJI yang pola pendistribusiannya tidak sesuai dan tidak tepat dengan kondisi masyarakat.
5)   Sarana dan prasarana di Desa Sirnagalih cukup memadai, dengan tersedianya sarana dan prasarana pemerintahan, perhubungan, pendidikan (TK-SD), peribadatan dan kesehatan.


2.5.Analisis

        Hubungan antara pelayanan prima dari aparatur daerah terhadap responsif masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Jonggol, adalah sangat signifikan. Hal ini diperoleh melalui hasil survey yang dilakukan secara random kepada masyarakat di tujuh desa di Kecamatan Jonggol.
        Sebagian besar responden menyatakan pelayanan prima dari aparatur daerah di tujuh desa di Kecamatan Jonggol, adalah sudah baik dan sesuai dengan peraturan pemerintah daerah.
        Adapun dari analisis hasil penelitian yang dilakukan, pelayanan prima aparatur daerah di Kecamatan Jonggol, bervariasi. Sebagian kecil responden menyatakan aparatur daerah berbelit-belit dan terkesan mempersulit atau menghambat proses pelayanan prima kepada masyarakat.
        Namun sebagian besar responden menyatakan, pelayan prima dari aparatur daerah di Kecamatan Jonggol sudah memadai dan sesuai dengan standarisasi pelayanan prima yang ditetapkan oleh pemerintah.
        Dengan demikian, hasil analisis penelitian, dapat dikatakan bahwa, terdapat kecenderungan hubungan antara efektifitas pelayanan prima dengan responsif masyarakat, di Kecamatan Jonggo, Kabupaten Bogor.
        Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, responden menganggap pelayanan prima sebagai kebutuhan masyarakat harus dipenuhi oleh aparatur daerah. Sehingga kesimpulannya adalah : ada hubungan yang signifikan antara efektifitas pelayanan prima aparatur daerah dengan responsif masyarakat di Kecamatan Jonggol.


3.            KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.   KESIMPULAN
1)   Ada hubungan yang signifikan antara efektifitas pelayanan prima aparatur daerah dengan responsif masyarakat di Kecamatan Jonggol.
2)   Dalam penyelenggaraan pelayanan prima sangat penting dan wajib diperhatikan, adalah menjadikan pelayan prima sebagai sikap dan bentuk pengabdian sebagai aparatur negara / daerah. Sehingga apa yg diharapkan dapat terlaksana dengan baik dan menghasilkan produktivitas dan kinerja yang optimal.
3)   Masyarakat mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan pelayanan prima yang terbaik, dalam memenuhi kebutuhan dan keperluannya.
4)   Salah satu pendorong peningkatan pelayanan prima adalah penguatan fungsi dan tugas-tugas pokok aparatur daerah.
5)   Penguatan fungsi dan tugas-tugas pokok aparatur daerah, mencakup penguatan fungsi pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan sosial.
6)   Keberhasilan aparatur daerah dalam memberikan pelayanan prima yang optimal, merupakan keberhasilan pemerintah dalam menciptakan birokrasi yang bersih, berwibawa dan bertanggungjawab.

3.2.   SARAN
1)   Kepada aparatur daerah sebaiknya tidak lagi bersikap sebagai penguasa daerah, akan tetapi sejajar dengan masyarakat, sehingga kualitas pelayanan prima dapat diterapkan secara simultan dan optimal.
2)   Kepada masyarakat yang bertujuan untuk mendapatkan pelayanan prima yang optimal, sebaiknya mengikuti peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.
3)   Kepada pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pelayanan prima, sebaiknya melakukan sosialisasi program secara komprehensif, terjadwal dan berkesinambungan.